Cokelat

Siapa yang tak tahu cokelat? Semua pasti tahu dan pernah makan cokelat. Rasa manis yang khas dan sedikit pahit sangat diminati oleh berbagai kalangan. Apalagi secangkir cokelat hangat dengan aroma yang harum tentunya menggugah rasa untuk segera disruput. Hmm... rasanya nikmat sekali saat rasa manis itu mengalir di mulut.

Cokelat tak sekelam namanya. Cokelat identik dengan nama makanan dan warna. Sebagai makanan, cokelat yang berasal dari buah kakao ini ternyata memiliki khasiat yang tak sekelam warnanya. Sejak diprkenalkan sebagai olahan minuman oleh bangsa Aztec di Amerika Serikat, cokelat terus digandrungi oleh banyak orang di seluruh dunia.

Dalam kebudayaan suku Maya, Toltec dan Aztec (Benua Amerika), kakao atau cokelat sangat penting hingga mereka pun menggunakannya sebagai mata uang, upacara keagamaan, dan hadiah. Konon, cokelat merupakan simbol status penting di masa itu. Bahkan, suku Aztec menyebutnya sebagai theobroma (bahasa Yunani) yang artinya “makanan para dewa”.

Cokelat itu nikmat. Apapun jenis dan warnanya, rasa cokelat tetap meggoda. Ada dua jenis cokelat yaitu dark chocolate dan white chocolate. Olahan dari kedua jenis cokelat inilah yang kemudian menghasilkan minuman cokelat dan cokelat batangan dengan beraneka ragam rasa dan isi.

Walaupun cokelat itu nikmat, banyak orang yang beranggapan bahwa cokelat sebagai musuh utama diet. Sebenarnya yang berbahaya adalah tambahan kandungan gula yang berlebihan dalam cokelat olahan. Namun jika biji kakao ini diolah dengan tepat maka khasiatnya justru luar biasa dan tidak berbahaya bagi tubuh.

Tahukah Anda???

§  Bahwa kandungan zat flavonoid dalam cokelat merupakan anti-oksidan yang berguna menyehatkan jantung dan mencegah kolesterol ‘jahat’ LDL penyebab serangan jantung.

§  Jenis dark chocolate (cokelat pahit/hitam) memiliki kandungan flavonoid lebih tinggi daripada white chocolate (cokelat putih).

§  Cokelat dapat membangkitkan perasaan senang dan positif,

§  Cokelat murni memiliki kandungan lemak rendah sehingga tidak menggemukkan tubuh.