Tepatnya pada tanggal 25 sampai 26 Mei 2009, kami
siswa kelas 12 jurusan IPA SMA Negeri 01 Ngantang melakukan kunjungan ke sebuah
taman nasional di bagian ujung Jawa Timur. Taman nasional ini bernama Taman
Nasional Baluran (TNB) yang merupakan bagian dari wilayah Situbondo. TNB
merupakan titik terkering pulai jawa. Jadi yang terbayang dalam pikiran adalah
betapa panasnya TNB. Kunjungan kami kali ini adalah dalam rangka observasi
bioma sebagai tugas pelajaran Biologi.
Perjalanan dari kota Malang ke TNB sebenarnya hanya
7-8 jam kalau naik bus. Namun, ada hal yang membuat perjalanan kami tertunda di
daerah Probolinggo, tepatnya di SPBU Gending, karena bus yang mengangkut kami bermasalah
dan akhirnya mogok. Alhasil, kami dengan terpaksa menunggu bus penggantinya yang
dikirim dari Malang sampai 3 jam lamanya. Nah, waktu tersebut kami gunakan
untuk ishoma.
Kami sampai di TNB pada malam hari sekitar 20.00
WIB, terlambat dari jadwal yang seharusnya sudah sampai jam 15.00 WIB. Jadi
sesampainya di sana kami langsung istirahat melepas penat. Kami menginap pada
sebuah Guest House yang ada di daerah
Bekol dengan membayar Rp 25.000,00 per orang. Fasilitasnya lumayan memadai,
dilengkapi dengan 6 kamar (3 kamar di lantai atas dan 3 kamar di lantai bawah).
Tetapi sayangnya, tempatnya kurang terawat sehingga pada saat hujan, atap-atap
bangunan tersebut bocor. Sangat mengganggu tidur kami. Di samping itu listrik
juga belum mengalir ke sana. Sehingga, untuk menghidupkan lampu-lampu atau
peralatan listrik harus memakai mesin diesel. Perlu diketahui listrik
dihidupkan mulai jam 18.00 sampai 00.00 WIB. Jadi agar listrik tetap menyala
setelah lewat jam tersebut harus menambah uang sekitar Rp. 150.000,00. Juga
jika pergi ke sana, jangan lupa membawa obat nyamuk atau cream anti nyamuk, karena nyamuknya sangat banyak.
Hari selasa pagi kami telah bersiap-siap untuk
melakukan observasi. Wah, betapa kagetnya kami, pagi-pagi sudah disambut dengan
monyet-monyet liar ke basecamp kami.
Namun, jangan khawatir monyetnya datang hanya untuk meminta makanan kok. Tujuan
utama kami hari ini adalah pantai Bama. Sepanjang perjalanan ke pantai Bama,
kami melihat berbagai hewan berkeliaran bebas, antara lain burung elang, burung
merak, sekelompok rusa, banteng, dan lain-lain. Sesampainya di pantai Bama,
kami langsung melakukan observasi bioma pantai. Pantainya masih asri dan indah
sekali.
Setelah dari pantai Bama, kami langsung pergi ke
ekosistem mangrove yang ada di TNB.
Banyak sekali pohon mangrove tertata
tidak beraturan tetapi tetap asri. Akar-akarnya besar dan tinggi seukuran orang
dewasa. Namun, akses jalan di ekosistem cukup baik, karena dibuatkan jalan dari
kayu-kayu di atas air laut. Jadi tak perlu masuk ke air. Di sini juga terdapat
populasi monyet. Setelah puas seharian bermain-main dengan air kami kembali ke basecamp.
Tibalah hari terakhir kami di TNB, yang harus kami
kerjakan adalah analisis vegetasi di sabana. Semak-semaknya begitu tinggi dan
penuh dengan duri jadi harus ekstra hati-hati. Di sana juga terdapat sebuah
menara pemantau yang tidak jauh dari basecamp kami. Letaknya yang strategis,
sehingga kami bisa melihat pemandangan yang indah ke segala penjuru. Semua rasa
lelah dan penat tidak akan terasa setelah merasakan keindahan alam TNB. Setelah
itu, kami kembali ke basecamp untuk bersiap-siap pulang. Dengan berat hati,
kami meninggalkan alam Taman Nasional Baluran.
Nah, begitulah kisah
pendek kami yang merupakan pengalaman indah bagi saya. Tidak ada hal yang
sia-sia yang diciptakan oleh Allah di muka bumi ini. Oleh karena itu, kalau ada
kesempatan berkunjunglah ke TNB. Selain berekreasi kita juga akan mendapatkan
manfaat ilmu yang menakjubkan.
Artikel "Baluran Tak Terlupakan" ini di tulis dan di terbitkan oleh frendi cap. Jika Anda ingin mengcopy artikel ini, harap sertakan LINK AKTIF menuju ke web Berbagi Ilmu sebagai sumber artikel. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar